Penambang Ilegal dari Sumbar Rusak Hutan Lindung TNBG Madina, Warga Minta Penertiban

Penambang dari daerah Sumataera Barat membuat Hutan Lindung TNBG Madina rusak. Foto Ilustrasi. (Sumber: Unsplash)

Matamdina99 - Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) oleh pelaku dari Sumatera Barat semakin marak di kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Para penambang ilegal ini diduga menggunakan lebih dari 5 unit excavator yang telah merusak kawasan hutan lindung di Kecamatan Muara Sipongi dan Pakantan.

Seorang warga Kecamatan Ranto Baek berinisial S mengonfirmasi via WhatsApp, Senin (03/03/2025), bahwa aktivitas ini telah berlangsung hampir dua bulan.

“Sudah hampir 2 bulan ini alat berat tersebut beroperasi di wilayah Kabupaten Mandailing Natal dan diduga kegiatan ini tidak tersentuh hukum sama sekali,” ujarnya.

Baca juga: Terekam CCTV, Dua Maling Gasak 2 Sanyo di Masjid Al Ikhlas Pulopadang Linggabayu

Warga tersebut menyayangkan kegiatan PETI yang hanya menguntungkan segelintir orang, sementara merusak ekosistem hutan lindung. Ia mendesak pihak terkait, seperti Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara dan aparat penegak hukum, untuk segera turun tangan.

“Saya sangat berharap pihak-pihak terkait peduli serta mau meringankan langkahnya untuk turun ke lokasi. Mereka harus menertibkan alat berat tersebut serta membasmi para mafia tambang yang merusak ekosistem hutan lindung,” tegasnya.

Ia juga memperingatkan dampak buruk jika aktivitas ini dibiarkan berlarut-larut.

“Jika ini berlarut-larut dibiarkan, maka besar kemungkinan bisa menjadi sumber bencana alam yang imbasnya dirasakan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal,” harapnya.

Kerusakan hutan lindung akibat aktivitas PETI ini tidak hanya mengancam kelestarian lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir dan longsor.

Masyarakat setempat berharap pemerintah dan aparat penegak hukum segera mengambil tindakan tegas untuk menghentikan aktivitas ilegal ini dan memulihkan kerusakan yang telah terjadi.