Mengenal Pakkat, Makanan Khas Ramadan di Mandailing Natal yang Digemari Banyak Orang
![]() |
| Proses memasak Pakkat makanan khas Mandailing Natal sebelum dihidangkan. (Sumber foto: mongabay.com) |
Matamadina99 - Indonesia kaya akan kuliner khas daerah yang memiliki cita rasa unik dan sejarah panjang. Salah satu hidangan yang cukup populer, terutama di wilayah Mandailing Natal, Sumatera Utara, adalah pakkat.
Makanan berbahan dasar pucuk rotan muda ini sering menjadi sajian khas di bulan Ramadan, terutama bagi masyarakat Mandailing Natal.
Namun, apa sebenarnya pakkat? Bagaimana sejarahnya, dan mengapa makanan ini begitu digemari saat berbuka puasa? Yuk, kita kenali lebih dalam tentang kuliner tradisional yang satu ini.
Apa Itu Pakkat?
Pakkat adalah makanan khas Mandailing yang terbuat dari pucuk rotan muda yang dibakar hingga bagian luarnya menghitam. Setelah dibakar, lapisan luar rotan dikupas, menyisakan bagian dalam yang lembut dan siap disantap. Pakkat biasanya disajikan sebagai lalapan, dimakan langsung, atau dipadukan dengan aneka hidangan khas lainnya.
Cita rasa pakkat cukup khas, yakni sedikit pahit dengan tekstur yang renyah. Namun, justru inilah yang membuatnya unik dan banyak disukai. Beberapa orang menikmati pakkat dengan tambahan sambal pedas dan asam jeruk nipis untuk menambah sensasi segar.
Sejarah Pakkat: Dari Hutan ke Meja Makan
Konon, pakkat ditemukan secara tidak sengaja oleh masyarakat adat Mandailing yang bekerja membangun jalan pada masa kolonial. Kala itu, sulit mendapatkan makanan, sehingga mereka mencari sumber pangan di hutan.
Saat menjelajah, mereka menemukan pucuk rotan yang tampak lembut di bagian ujungnya. Setelah mencoba membakarnya, mereka menemukan bahwa bagian dalamnya bisa dimakan.
Seiring waktu, pakkat semakin dikenal dan menjadi bagian dari tradisi kuliner masyarakat Mandailing. Bahkan, makanan ini dianggap sebagai sumber energi karena memberikan rasa kenyang dan membuat tubuh terasa lebih segar.
Hingga kini, pakkat tetap menjadi sajian favorit, terutama saat bulan puasa.
Mengapa Pakkat Populer di Bulan Ramadan?
Saat bulan Ramadan, pakkat menjadi makanan yang banyak dicari untuk berbuka puasa. Ada beberapa alasan mengapa pakkat begitu populer di waktu ini:
1. Alternatif Nasi yang Lebih Ringan
Beberapa orang memilih menghindari nasi saat berbuka untuk menghindari rasa begah. Pakkat bisa menjadi pengganti karena memiliki kandungan karbohidrat yang cukup, meskipun dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan nasi.
2. Kaya Nutrisi
Pakkat mengandung serat tinggi yang baik untuk pencernaan, serta memiliki protein dan karbohidrat dalam jumlah seimbang. Ini menjadikannya pilihan sehat untuk mengisi energi setelah seharian berpuasa.
3. Cocok Dipadukan dengan Berbagai Menu
Biasanya, pakkat disajikan dengan ikan arsik, ikan jurung santan, atau sambal pedas yang semakin memperkaya rasa. Kombinasi ini menghasilkan hidangan yang lezat sekaligus bergizi.
4. Tradisi Khas Mandailing
Bagi masyarakat Mandailing, mengonsumsi pakkat saat Ramadan sudah menjadi tradisi turun-temurun. Selain mempertahankan budaya, mengonsumsi makanan khas seperti ini juga menjadi cara untuk bernostalgia dengan cita rasa khas daerah.
Cara Menyantap Pakkat
Ada beberapa cara menikmati pakkat agar rasanya semakin nikmat:
- Dimakan langsung sebagai lalapan – Setelah dibakar dan dikupas, pakkat bisa langsung dimakan begitu saja.
- Dicocol dengan sambal – Tambahkan sambal terasi atau sambal bawang agar rasanya semakin gurih dan pedas.
- Disajikan dengan ikan – Ikan mas arsik atau ikan jurung santan adalah pendamping sempurna untuk pakkat.
- Dibumbui dengan perasan jeruk nipis dan bawang merah – Ini akan menambah kesegaran dan mengurangi rasa pahitnya.
Di Mana Bisa Menemukan Pakkat?
Dulu, untuk menikmati pakkat, orang harus pergi ke daerah Mandailing Natal atau Tapanuli Selatan. Namun kini, makanan ini bisa ditemukan dengan lebih mudah, terutama di pasar-pasar tradisional dan rumah makan khas Mandailing di Kota Medan dan sekitarnya.
Di bulan Ramadan, banyak pedagang yang menjual pakkat sebagai menu berbuka puasa, baik di pasar tradisional maupun di pusat kuliner khas Sumatera Utara.
Pelestarian Pakkat dan Budidaya Rotan
Seiring meningkatnya permintaan akan pakkat, muncul kekhawatiran akan ketersediaan bahan bakunya, yaitu pucuk rotan muda. Saat ini, banyak masyarakat yang masih mengambil rotan dari hutan, sehingga ada potensi eksploitasi yang berlebihan.
Oleh karena itu, ada dorongan untuk mulai membudidayakan rotan agar pasokan tetap stabil tanpa merusak ekosistem hutan. Jika budidaya rotan bisa dikembangkan secara luas, ini tidak hanya akan menjaga kelestarian pakkat, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
Pakkat bukan sekadar makanan khas Mandailing Natal, tetapi juga bagian dari sejarah dan tradisi masyarakatnya. Rasanya yang unik, manfaat kesehatannya, serta kemampuannya menggantikan nasi membuatnya menjadi pilihan menarik, terutama saat Ramadan.
Jika kamu penasaran ingin mencoba sesuatu yang berbeda untuk berbuka puasa, pakkat bisa menjadi alternatif menarik. Selain menikmati rasa khasnya, kamu juga turut melestarikan salah satu kuliner tradisional Indonesia yang kaya akan sejarah dan budaya.
Mengenal Pakkat, Makanan Khas Ramadan di Mandailing Natal yang Digemari Banyak Orang
Dilihat Mata Madina 99
di
Maret 06, 2025
Rating:
Dilihat Mata Madina 99
di
Maret 06, 2025
Rating:
